YA AKHI (SAUDARAKU), KENAPA ANTUM (ANDA) MASIH MENOLAK ASURANSI SYARIAH?

Tidak sedikit yang bertanya pada kami, “Pak, bagaimana mengatasi keberatan prospek yang mengatakan bahwa asuransi syariah tetap haram, asuransi syariah sama saja dengan konvensional, padahal mereka sudah mengaji?” Kami mengamati bahwa keberatan tersebut karena kebelum-pahaman calon peserta asuransi syariah. Dan Anda tahu, kami juga mengamati, kebelumpahaman diperkuat oleh perilaku agen asuransi syariah itu sendiri…


Ada anggapan dari beberapa agen, yang pernah saya jumpai, yang mengatakan bahwa orang-orang yang mengikuti pengajian tertentu tidak perlu dikunjungi karena susah closing nya. Dan para agen asuransi syariah akan berubah pikiran ketika mengikuti pengajian tersebut, intinya kita sibuk beranggapan dan kita sibuk berasumsi. Kita tahu bahwa pekerjaan kita ini memiliki risiko ditolak banyak orang.

Dari pada sibuk berasumsi, akan lebih baik ketika kita berusaha mengkoreksi diri. Untuk itu sekarang cobalah jawab pertanyaan-pertanyaan saya ini;
  1. Apa itu asuransi?
  2. Apa hukum asuransi dalam fiqh muamalah? (Wajib? Sunnah? Mubah? Makhruh? Haram?)
  3. Apakah ada yang bisa dilakukan dalam hidup ini selain menggunakan asuransi?
  4. Apakah calon nasabah bisa memilih siapa yang akan menjadi agennya?
  5. Apakah yang Anda lakukan (agen) sudah benar-benar mengikuti syariah?
Apakah Anda sudah bisa menjawab semua pertanyaan?
Mari kita jawab satu persatu,


Apa itu Asuransi? 
“Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian di mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.” Kitab Undang-Undang Hukum Dagang pasal 246Perhatikanlah kata-kata tercetak tebal, karena dasar itulah maka akad asuransi konvensional disebut jual beli. Dan akad ini adalah batil (haram) dalam  syariah. Ya Akhi (Wahai Saudaraku)! Sepanjang sepengetahuan saya, mereka adalah orang yang takut akan dosa dan merindukan surga. Anda menawarkan asuransi konvensional, pasti mereka tolak. Lalu mengapa mereka masih juga menolak asuransi syariah?

BISA JADI, mereka belum melihat dan belum paham perbedaan asuransi syariah dari asuransi konvensional. Sangat mungkin ini terjadi karena cara Anda menjelaskan sama saja dengan agen-agen asuransi konvensional. Itu mengapa mereka tidak bisa melihat perbedaan dari keduanya. Anda tahu? Dakwah itu bukan hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga menunjukkan akhlak yang sesuai dengan ilmu yang Anda sampaikan.

Apa hukum asuransi dalam fiqh muamalah? (Wajib? Sunnah? Mubah? Makhruh? Haram?)
 اْلأَصْلُ فِي الشُّرُوْطِ فِي الْمُعَامَلاَتِ الْحِلُّ وَالْإِبَاحَةُ إِلاَّ بِدَلِيْلٍ
Hukum asal menetapkan syarat dalam mu’âmalah adalah halal dan diperbolehkan kecuali ada dalil (yang melarangnya), kaidah fiqh ini kami kutip dari situs almanhaj.com yang disebutkan disana bahwa diperbolehkan bermuamalah dengan persyaratan kecuali persyaratan yang dilarang. Insyaa Allah di lain kesempatan kita bisa membahas apakah diantaranya persyaratan yang dilarang dalam muamalah.

Asuransi itu (yang syariah lho ya…) hukum nya boleh dan bukan wajib. Maka ketika kita mengatakan pada para saudara kita yang sudah mengkaji sunnah dengan kata-kata, misalnya “Kamu HARUS berasuransi ketika muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, dan selanjutnya…dan selanjutnya.”  Maka kalimat dengan kata harus itu akan sangat berbenturan dengan keyakinannya. Yang harus itu kan yang sudah ditetapkan oleh Allah dan RasulNya sedangkan asuransi adalah hasil kajian dari pemahaman praktik muamalah yang sesuai kaidah-kaidah syar’i sehingga sangat mungkin fungsi asuransi bisa digantikan dengan cara yang lain, misalnya dengan menabung, atau investasi, atau meminta bantuan keluarga atau sanak saudara. Memang setiap cara ada kelebihan dan kekurangan dan di sisi inilah agen bisa menjelaskan semua alternatif kemudian menjelaskan keunggulan asuransi syariah tanpa harus melebih-lebihkan dan atau mengurangi kelebihan alternatif lain.

“Antum tidak harus berasuransi karena masih ada cara-cara lain, dan ana (saya) sudah jelaskan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan yang lebih penting dari semua itu adalah ukhuwah kita agar tetap terjaga. Oh iya, antum udah tau ada kajian muamalah oleh ustadz fulan di Islamic Center Bekasi? Kalo belum ada acara yuk kita pergi bareng.”

Skrip diatas mungkin bagi sebagian Anda tidak menguntungkan karena tidak diakhiri penutupan (closing) penjualan. Tetapi tahukah Anda, terburu-buru malah akan membuat kerugian di pihak kita. Dia akan sulit untuk kita jumpai lagi dan kita tidak lagi punya akses ke komunitasnya.

Apakah ada yang bisa dilakukan dalam hidup ini selain menggunakan asuransi?
Bisa! Walaupun tentu ada kelebihan dan ada pula kekurangannya.
Pertama adalah, TABUNGAN. Caranya, Anda menabung dalam jumlah yang cukup lalu kemudian tabungan tersebut dapat dimanfaatkan jika Anda memerlukan biaya rumah sakit atau lainnya. Berapa jumlah yang cukup itu? Tidak ada patokan, sesuai dengan kebutuhan Anda.
Apa kelebihannya? Yaitu Anda tahu bahwa tabungan itu sangat mudah untuk dicairkan sedangkan menggunakan asuransi, maka kita butuh beberapa saat menunggu  dan jumlahnya adalah, paling tidak, sebesar apa yang sudah Anda setorkan sehingga Anda tahu berapa dana yang Anda bisa manfaatkan. Asuransi juga memiliki kepastian nominal pertanggungan namun beberapa kali persetujuan klaim, karena beberapa faktor yang tidak dibahas dalam tulisan ini, bisa berupa DITERIMA (disetujui), DITOLAK, atau DISETUJUI namun hanya SEBAGIAN.

Apa kelebihan asuransi dibanding tabungan? Asuransi membayarkan premi yang lebih sedikit dari pertanggungan yang dibayarkan. Sering kali nasabah tidak mengeluarkan uang sepeserpun untuk biaya pertanggungan rumah sakit. Jika Anda memiliki agen yang berintegritas tinggi, semua proses pelayanan dan klaim akan dibantu agen tersebut, sehingga Anda dapat berkonsentrasi untuk kesembuhan Anda.

Cara kedua adalah INVESTASI. Perlindungan menggunakan investasi mirip dengan cara tabungan, perbedaannya biasanya hasil pengembalian (keuntungan) investasi lebih besar dari tabungan. Kekurangannya adalah, investasi tidak semudah tabungan untuk dicairkan, Anda juga harus menunggu beberapa saat dan mungkin beberapa hari untuk mencairkan investasi Anda.
Memang menurut saya, Asuransi lebih efisien untuk perlindungan biaya kesehatan, kecelakaan, dan yang terkait dengannya, tapi toh beberapa orang lebih nyaman menggunakan uang yang sudah dimilikinya sendiri dari pada bergantung pada asuransi entah karena prinsip yang dipegang maupun karena faktor kebiasaan menggunakan instrumen tersebut sehingga cara itu dianggap lebih mudah daripada menggunakan asuransi. Sehingga memaksakan prinsip (asuransi) kepada orang yang sudah memiliki prinsip adalah sebuah kesalahan karena akan menyebabkan konflik antara Anda dan calon nasabah.

Lalu bagaimana caranya? Anda hanya berhak menunjukkan bahwa ada prinsip lain. Menunjukkan dan bukan memaksakan untuk berpindah. Lagi-lagi Anda mungkin melihat bahwa saran ini tidak populer. Cara yang tidak bisa “menaklukan” calon nasabah? Ingat ya Akhi (saudaraku), sasaran dakwah adalah menyampaikan sedangkan hasil adalah milik Allah. Tidak ingatkah Anda ketika teladan kita cintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ditegur Allah dalam Al Qur’an surah Abasa karena fokus mendakwahkan para pemimpin kaum musyrikin dan beliau mengabaikan permintaan Abdullah bin Ummi Maktum yang minta diajarkan Al Qur’an karena beliau sedang fokus berharap para tokoh tersebut memeluk Islam? Allah mengatakan, “padahal tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri (beriman).” (QS Abasa:7). Bahkan Allah pun berfirman, “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. …” (QS Al Baqarah : 256). Itu mengapa memaksakan prinsip asuransi pada orang yang memengang prinsip lain bahkan yang terkesan kontra asuransi malah akan memperbesar dinding penghalang (gap) antara Anda dan dirinya. Bersabarlah dalam mendakwahkan asuransi syariah dan tentu Anda tahu bahwa orang di Indonesia masih banyak yang belum Anda kunjungi, Anda meninggalkan sejenak orang yang tidak setuju dengan kita untuk kemudian kita kunjungi kembali. Anda tentu sudah tahu risiko dari profesi ini.

Skrip yang harus diperhatikan yang akan menciptakan anti pati calon nasabah Anda, “Tapi ya Akhi, kalau Antum pakai tabungan atau investasi untuk perlindungan dan ketika dana yang terkumpul belum banyak namun Antum tahu bahwa kita tidak tahu kapan musibah akan terjadi, bagaimana kalau musibah terjadi sebelum dana mencukupi?”

Maka bisa jadi dengan sigap ia akan menjawab, “Ya Akhi, Antum juga gak tahu kan apakah musibah akan terjadi atau tidak. Bagaimana kalau musibah tidak terjadi pada ana (saya)? Ya Akhi, Antum muslim, kan? Antum percaya bahwa Al Qur’an adalah perkataan Allah kan? Dan Antum juga percaya bahwa Allah adalah yang menciptakan seluruh alam semesta dan yang merawatnya, memberikan rejeki pada siapa saja yang Dia kehendaki dan Dia pemilik surga yang dihadiahkan pada orang-orang yang bersabar? Ya Akhi, Allah sendiri yang mengatakan, “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,” (QS Al Baqarah : 155). Antum tahu siapa orang-orang yang sabar itu? Ayat 156 nya menjelaskan, “(Yaitu) orang-orang yang apa bila ditimpa musibah, mereka berkata, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada Nya lah kami kembali).”
Maka jika sudah demikian, saran saya, jangan lanjutkan atau bahkan Anda mendebatnya karena, sekali lagi, itu malah akan menyebabkan ketidak nyamanan diantara Anda. Bicaralah tentang topik lain dan jalinlah persaudaraan karena menjalin persaudaraan dan saling mencintai karena Allah adalah wajib sedangkan asuransi syariah sifatnya mubah.

Apakah calon nasabah bisa memilih siapa yang akan menjadi agennya?
Dalam konteks profesi pelayanan, seorang agen asuransi seperti seorang dokter. Calon nasabah bisa memilih siapa yang akan menjadi agennya. Hal ini dilandaskan rasa nyaman yang bisa didapatkan dari cara pelayanan agen tersebut pada nasabah. Maka, bisa jadi ia sudah menerima konsep asuransi jiwa syariah namu ia belum bisa menerima Anda sebagai agennya. Hal ini bisa jadi karena faktor alamiah yang ada pada diri Anda atau sesuatu yang dapat Anda perbaiki agar calon nasabah ini nyaman atas pelayanan Anda.
Perhatikanlah penampilan Anda, apakah aurat Anda sudah tertutup sempurna. Kami para lelaki yang sudah mengikuti kajian sunnah tidak nyaman melihat perempuan yang auratnya terbuka, karena ada keharaman dalam setiap pandangan.
Perhatikanlah perilaku dan tutur kata Anda. Anda bisa saja melatih perilaku dan tutur kata, tetapi jika bukan diniatkan karena Allah, maka Allah pula yang akan menunjukkan bahwa hal tersebut tidak asli dan hanya dibuat-buat.

Apakah yang Anda lakukan (agen) sudah benar-benar mengikuti syariah? 
Ada ayat yang sangat indah yang menggambarkan umat Islam yang ketika kita sadari maka ini benar-benar akan membuat hidup ini sangat nyaman.

وَٱبۡتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلۡأٓخِرَةَۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنۡيَاۖ وَأَحۡسِن كَمَآ أَحۡسَنَ ٱللَّهُ إِلَيۡكَۖ وَلَا تَبۡغِ ٱلۡفَسَادَ فِي ٱلۡأَرۡضِۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُفۡسِدِينَ ٧٧
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al Qasas : 77)

Hikmah yang dapat dipelajari, akhirat lah negeri yang kita tuju menggunakan apa yang telah Allah berikan didunia ini. Asuransi bukanlah untuk melindungi apa yang kita miliki di dunia ini karena yang kita miliki hanyalah sarana untuk mencapai negeri akhirat. Asuransi hanyalah sarana untuk mempermudah perbuatan (amalan) kita dijalan Allah dan asuransi ini juga salah satu cara untuk berbuat baik kepada orang lain, saling melindungi dan saling menjamin sesama saudara. Ingatlah, jangan berbuat kerusakan, sesungguhnya asuransi syariah menghindari diri dari riba, Allah akan menghancurkan riba dan menyuburkan sedekah.

Karenanya, agen asuransi syariah, bijaklah dalam berperilaku dan bijaklah dalam berbicara. Ini yang seringkali membuat calon nasabah Anda tidak mampu membedakan apakah Anda agen asuransi syariah atau agen asuransi konvensional yang berorientasi hanya pada dunia semata, sehingga mereka tidak mampu untuk membedakan asuransi syariah dengan konvensional karena Anda terlihat sama dengan agen asuransi konvensional. Harta yang Anda miliki bukan untuk dibangga-banggakan dan dipamerkan dalam setiap kesempatan, tetapi untuk digunakan sebagai sarana mencapai negeri akhirat. Karena Anda tahu hakikat yang ada di dunia ini, APA YANG KAU MAKAN AKAN HABIS DAN APA YANG KAU PAKAI AKAN USANG TETAPI APA YANG KAU SEDEKAHKAN, DIA AKAN BERTAMBAH. Harta yang kau kumpulkan dengan setengah mati akan dibagi-bagi ketika kau mati namun kau lah yang akan dihisab (dimintai pertanggungjawabannya) nanti. Malu lah kita yang memamerkan harta dan mengejarnya sebagai tujuan hidup ini. Lupakah Anda, sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam?

Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melewati pasar sementara banyak orang berada di dekat Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau berjalan melewati bangkai anak kambing jantan yang kedua telinganya kecil. Sambil memegang telinganya Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa diantara kalian yang berkenan membeli ini seharga satu dirham?” Orang-orang berkata, “Kami sama sekali tidak tertarik kepadanya. Apa yang bisa kami perbuat dengannya?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kalian mau jika ini menjadi milik kalian?” Orang-orang berkata, “Demi Allâh, kalau anak kambing jantan ini hidup, pasti ia cacat, karena kedua telinganya kecil, apalagi ia telah mati?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Demi Allâh, sungguh, dunia itu lebih hina bagi Allâh daripada bangkai anak kambing ini bagi kalian. (Shahih: HR. Muslim, no. 2957)

Terlebih jika harta yang kita miliki kita dapatkan dengan cara yang terlarang, misalnya Anda yang Anda kredit dengan cara ribawi. Marilah saudaraku, Agen Asuransi Syariah, tulisan ini mengajak kita semua sama-sama mengejar kehidupan akhirat dengan menggunakan dunia ini sebagai sarananya.
Pekerjaan agen asuransi syariah adalah profesi yang indah, dimana Anda berDAKWAH mengajak calon nasabah pada syariah, dan Anda memenuhi kewajiban mencari NAFKAH, lalu kelebihannya Anda keluarkan sebagai SEDEKAH.

AGEN ASURANSI SYARIAH = DAKWAH + NAFKAH + SEDEKAH

www.assalamconsultant.com
email: andrie.setiawan@assalamconsultant.com